Selasa, 11 November 2014

LAPORAN GAMETOGENESIS



A.  Dasar Teori
Gamet dihasilkan dalam gonad. Gamet jantan spermatozom dihasilkan dalam gonad jantan, disebut testis. Gamet betina ovum dihasilkan dalam gonad betina, disebut ovarium. Tahap perbanyakan (polifrasi) berlangsung secara mitosis berulang-ulang. Gametagonium membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Gametogonium ini akan tumbuh, menjadi gametosit I. Gametosit I akan mengalami tahap pematangan, berlangsung secra miosis. Akhir miosis I membentuk gametosit II, perubahan berbentuk (transformasi) menjadi gamet (Yatim, 1994).
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet, dikenal 2 tipe yaitu (1)spermatogenesis yang berlangsung pada ginad (testis) hewan jantan dan hasilnya adalh sperma (2) oogenesis yang berlangsung pada ovarium hewan betina dan hasilnya adalah ovum (Adnan dan Mu’nisa, 2013).
Gametogenesis dikontrol oleh hormon yang digetahkan tiga organ berikut: hipotalamus, hipofisa, dan gonad. Hipotalamus adalah bagian dasar otak yang berada di atas hipofisa. Kelenjar ini mengontrol pekerjaan gonad lewat pengontrolan hipofisa. Hipofisa menghasilkan hormon gonadotropin, yang bekerja mengontrol pekerjaan gonad. Selain menghasilkan gamet, gonad juga menghasilkan hormon kelamin: testosteron pada jantan, estrogen pada betina (Yatim, 2001).
Menurut Adnan (2008), gametogenesis melibatkan sejumlah perubahan-perubahan, baik pada kromosom maupun pada sitoplasma. Seumlah perubahan-perubahan tersebut bertujuan untuk:
1.    Mengurangi jumlah kromosom menjadi setengah jumlah normal dalam sel somatik melalui pembelahan meiosis. Pembelahan meiosis dimasukkan agar individu baru yang dihasilkan tidak memiliki jumlah kromosom yang lipat dua kali dari induknya.
2.    Mengubah bentuk sel-sel kelamin sebagai persiapan untuk pembuahan. Sel kelamin pria mula-mula besar dan bulat, praktis kehilangan semua sitoplasmanya dan membentuk kepala, leher dan ekor. Sel benih wanita sebaliknya berangsur-angsur menjadi lebih besar akibat terjadinya prtambahan sitoplasma. Pada saat mencapai kematangan, oosit kira-kira berukuran 120 µm.
Spermatogenesis dimulai dengan pembuahan spermatogenium menjai sel yang lebih besar yang disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah(pertama secara mitosis) menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid ini adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah sitoplasma, merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid. Suatu proses pembuahan dan diferensiasi yang rumit, tetapi bukan merupakan pembelahan sel. Mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional. Ovum atau telur berkembang dalam ovarium dalam sel kelamin yang belum dibuahi yaitu oogenium. Dalam perkembangan awal, oogenium mengalami banyak pembelahan meiosis yang berurutan untuk membentuk oogenium tambahan yang kesemuanya mempunyai jumlah kromosom yang haploid. Beberapa atau semua oogonium berkembang menjadi oosit primer dan memulai pembelahan meiosi pertama (Barnes, 2005).
Oogenesis berbeda dari spermatogenesis dalam tiga hal penting. Pertama, selama pembelahan miosis oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum; produk lain miosis, yaitu sel yang lebih kecil yang disebut badan polar (polar body) akan mengalami degenerasi. Hal tersebut berbeda dari spermatogenesis, ketika keempat produk miosis I dan II berkembang menjadi sperma yang dewasa. Kedua, sementara sel-sel asal sperma berkembang terus membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku bagi oogenesis pada betina. Saat lahir, ovarium telah mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis mempunyai periode “istirahat” yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis yang menghasilkan sperma dewasa dari sel prekursor dalam urutan yang tidak berhenti (Campbell, 2010).
Proses yang bersangkutan dengan perkembangan spermatozoa terdiri dari (1) suatu reduksi pengurangan dalam jumlah kromosom dari jumlah diploid atau jumlah somatik (46 pada manusia) menjadi jumlah haploid atau jumlah sel benih (23 pada manusia) dan (2) pembentukan sel motil (yang dapat bergerak) yang memanjang dan berekor dari spermatogenia primitif yang berbentuk bulat telur (Bevelander, 1998).
Seperti halnya pada testis, maka strukrur ovarium sangat beraneka ragam. Pada sejumlah hewan, terutama vertebrata, oogonium dan oosit sdikelilingi oleh selapis sel folikel. Pada manusia hal ini terjadi pada awal perkembangan fesus dan menjelnag bulan ketiga oogenium mulai berkembang menjadi oosit sekunder (Villee, 1984)
Dalam tahap pertama perkembangan folikel terjadilah folikel primer yang berasal dari satu sel epitel benih yang membelah diri. Sel yang nantinya aka menjadi ovum (telur) berada di tengah-tengah dikelilingi oleh sel-sel kecil hasil pembelahan tadi. Sel-sel kecil ini merupakan lapisan sel yang tebal yang disebut membrane granulose. Folikel perimer ini kebanyakan berada langsung di bawah kulit ovarium yang tipis sekali dan disebut tunika albuginea. Folikel primer ini dapat dibedakan dari folikel sekunder dari letaknya dan membrane yang membungkus ovumnya. Folikel primer terletak dekat atau melekat pada permukaan ovarium dan ovanya tidak terbungkus oleh membrane viteline (Partodiharjo, 1987).
B.  Tujuan Praktikum
Untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat histologi.
C.  Prosedur Kerja
1.    Mengamati preparat testis di bawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
2.    Menggambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di dalamnya.
3.    Mengamati preprat ovarium di bawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
4.    Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan menyebutkan bagian-bagiannya dengan lengkap.
D.  Hasil Pengamatan
1.    Pengamatan pertama pada preparat histologi testis mencit jantan
Proses Spermatogenesis
Gambar Pengamatan
Keterangan

1.    Spermatogonium
2.    Mitosis
3.    Spermatosis primer
4.    Miosis I
5.    Spermatosis sekunder
6.    Miosis II
7.    Spermatid
8.    Sperma

Spermatozoa
Gambar Pengamatan
Gambar Pembanding
Keterangan

http://medicalterms.info/img/uploads/anatomy/spermatozoa.jpg
Sumber: www.medicalterms.info. com 

1.    Akrosom
2.    Nukleus
3.    Sentriol
4.    Mitokondria
5.    Ekor
6.    Leher
7.    Kepala

2.    Pengamatan kedua pada preparat histologi ovarium mencit betina
Proses Oogenesis
Gambar Pengamatan
Keterangan


1.         Oogonium (diploid)
2.         Mitosis
3.         Oosit primer
4.         Miosis I
5.         Oosit sekunder
6.         Polar I
7.         Miosis II
8.         Ootid (haploid)
9.         Polar II
10.     Ovum (haploid)

Folikel Ovum
Gambar Pengamatan
Gambar Pembanding
Keterangan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSl12xUkGwzrg6WT-nXULJbFfOEify7Anc0nhx_J2aR-1yowH6pRgWbOX9fum86LGSJ3BpZVvA2Kv9svCY12bkL-KFUpZPkyle2XM-I-Gc7X_5DB791ehjXBakXTdHvMr6pc6-fBQ_saA/s1600/46-13b-Oogenesis-L.jpg
Sumber: www.ebiogene.blogspot.com 

1.    Folikel primer
2.    Folikel sekunder
3.    Folikel tersier
4.    Folikel de graaf

E.  Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami mengamati prose pembentukan gamet yaitu spermatogenesis pada hewan jantan dengan mengamati preparat histologist testis mencit jantan dan oogenesis pada hewan betina dengan mengamati preparat awetan ovarium mencit betina.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa gametogenesis merupakan pembentukan sel kelamin, dimana pembentukan sperma disebut spermatogenesis dan pembentukan ovum disebut oogenesis.
Adapun tahap-tahap pembentukan spermatogenesis dan oogenesis pada menci (Mus musculus) adalah sebagai berikut:
1.    Pengamatan pertama pada preparat histologi testis mencit jantan
Pengamatan terhadap preparat histologi testi mencit, dapat kita amati bagian-bagiannya yaitu tubulus seminiferus. Dimana pada bagian tubulus seminiferus tersebut dapat diamati bagian lumen, sel-sel spermatosit dan sperma. Spermatogenesis berlangsung di dalam testis tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung dari tepi ke bagian dalam (lumen). Maka sesuai dengan teori dari Adnan dan Mu’nisa (2013),  tahapan proses spematogenesis adalah sebagai berikut:
a)    Spermatogonium yaitu sel-sel yang mengawali proses spermatogenesis dan berasal dari sel-sel kecambah (germinal) primordial testis embrio. Sel ini berada pada bagian basal dinding tubulus semineferus dan memiliki ukuran relatif kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet di dekat/melekat pada membran basalis.
b)   Spermatosit Primer yaitu sel-sel spermatogonium yang berdifferensiasidan memiliki ukuran paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dari membrane basalis.
c)    Spermatosit Sekunder yaitu sel-sel yang berasal dari differensiasi spermatosit primer dan memiliki ukuran agak kecil (setengah kali dari spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membrane basalis (mendekati lumen).
d)   Spermatid yaitu sel-sel yang berasal dari differensiasi spermatosit sekunder dan memiliki ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak di dekat lumen.
e)    Spermatozoid: Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen, sel-sel sertoli berperan memberi nutrisi bagi spermatozoa.
Selain proses spermotogenesis yang diamati, kami juga mengamati spermatozoa yang dihasilkan oleh spermatogenesis dari testis mencit jantan, dimana bagian-bagiannya yaitu kepla, leher, ekor, akrosom, sentriol. mitokondria dan nukleus.
2.    Pengamatan kedua pada preparat histologi ovarium mencit betina
Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina atau sel telur yang berlangsung di dalam gonad betina atau ovarium. Mula-mula oogenia mengalami poliferasi secara mitosis, kemudian tumbuh menjadi oosit primer lalu memasuki tahapan pematangan (miosis). Pembelahan miosis pertama menghasilkan satu sel spermatosit sekunder, dan satu sel polosit atau badan polar pertama. Pada pembelahan miosis kedua, oosit sekunder membelah menghasilkan satu sel ootid dan satu badan polar pertama atau polosit. Badan polar sering kali mengalami denegenrasi sebelum memasuki pembelahan miosis kedua. Pada oogenesis, sel germa berkembang di dalam folikel telur. Berdasarkan teori dari Adnan dan Mu’nisa (2013),  Folikel telur dibedakan atas dua jenis:
a)    Folikel primordial, merupakan folikel yang terdapat sebelum lahir yang diliputi oleh satu lapisan se-sel berbentuk pipih.
b)   Folikel tumbuh, memiliki folikel yang sedang tumbuh yang terdiri atas sel-sel folikel, oosit primer dan stroma yag menelilingi folikel. Dimana folikel tumbuh ini terdiri dari:
·      Folikel primer: terdiri dari sebuah oosit yang dilapisi oleh selapis sel folikel yang dipisahkan oleh zona pellusida.
·      Folikel sekunder: terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa sel granulose.
·      Folikel tersier: volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau banyak. Terdapat beberapa celah diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang terdapat diluar stratum granulosum menyusun diri membentuk teka interna yang berperan dalam jaringan penyambung bagian dalam dan teka eksterna berperan sebagai jaringan penyambung bagian luar.
·      Folikel matang (folikel Graff): berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar yang berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulose yang disebut corona radiate yang berfungsi sebagai pelindung oosit pada saat ovulasi, saat-saat pembuahan, dan pada saat bergerak di dalam tuba fallopi, selanjutnya dihubungkan oleh sel-sel granulose tetapi oleh tangkai penghubung yang disebut Cumulus ooforus.
F.   Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut juga Gametogenesis. Proses gametogenesis terdiri atas dua pembentukan yaitu Spermatogenesis dan Oogenesis, terdiri atas beberapa tahap antara lain:
1.    Spermatogenesis yang terjadi di testis mencit jantan memiliki beberapa tahap yaitu spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa.
2.    Oogenesis yang terjadi pada ovarium mencit betina memiliki beberapa tahap yang meliputi oogonium, oosit primer, oosit sekunder, ootid an ovum. Dalam oogenesis sel germa berkembang didalam folikel telur yakni folikel primordial, folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, dan folikel matang (folikel Graff).
G. Saran
 Saran untuk laboran untuk kedepannya yaitu hendaknya mempersiapkan bahan-bahan dan alat yang lebih baik dan baru, agar pelaksanaan praktikum dapat lebih maksimal. Serta untuk praktikan agar tetap menjaga kebersihan dalam ruangan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA
Adnan dan Mu’nisa. 2013. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Barnes. 2005. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Bevelander, dkk. 1988. Dasar-dasar Histolgi. Jakarta: Erlangga.

Campbell, Reece, dan Mitchel. 2010. Biologi Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Villee, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar