Selasa, 25 November 2014

Jaringan Meristem



TUGAS ANATOMI TUMBUHAN
JARINGAN MERISTEM




OLEH
KELOMPOK I





MUHAMMAD TASYRIK        :
AINUL FUAD                           : 1214042002
RUSDIANTO                            : 1214041002
NUR INSANI HARIS                : 1214040011
HASMIKA                                 : 1214040017




UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI
2013

PENDAHULUAN

Jaringan ialah kumpulan sel-sel (protoplas yang berdinding) yang sama bentuk dan fungsinya. Jaringan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berdasar asal usul, struktur atau fisiologi
Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan membelah,  pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya dibagian-bagian tertentu. Jaringan yang masih memiliki kemampuan membelah (bersifat embrionik) disebut meristem. Pembelahan sel sebenarnya masih dapat terjadi pada jaringan lain tetapi jumlahnya terbatas.
Meristem adalah jaringan embrionik pada tubuh tumbuhan. Meristem senantiasa mempertahankan kemampuannya untuk membelah, sehingga sel baru senantiasa ditemukan pada tubuh tumbuhan.
 Jaringan meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris dibanding sel dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak. Biasanya protoplas sel meristem tidak memiliki cadangan makanan dan kristal, sedangkan plastida masih pada tahap pro plastida. Pada Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil yang tersebar diseluruh protoplas.
Jaringan meristematik dapat diinduksi (dirangsang) pembentukannya, baik dengan melukai suatu bagian tubuh tumbuhan maupun dalam kultur buatan (dengan kultur jaringan). Jaringan meristematik yang terbentuk karena induksi ini dinamakan kalus. Meristem pucuk dan kambium biasanya adalah bagian yang paling mudah diinduksi untuk memperbanyak diri pada kultur jaringan.

MERISTEM
         
Jaringan ialah kumpulan sel-sel (protoplas yang berdinding) yang sama bentuk dan fungsinya. Jaringan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berdasar asal usul, struktur atau fisiologi ( Campbell, 2008, Hal: 171).
Meristem adalah jaringan embrionik pada tubuh tumbuhan. Meristem senantiasa mempertahankan kemampuannya untuk membelah, sehingga sel baru senantiasa ditemukan pada tubuh tumbuhan.
Jaringan meristem memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris dibanding sel dewasa. Jumlah protoplas sel meristem tidak memiliki cadangan makanan dan kristal, sedangkan plastida masih pada tahap proplastida ( anonim, 2013 ).
          Pembelahan sel dapat pula terjadi pada jaringan selain dari meristem misalnya pada korteks batang dan pada jaringan pembuluh muda yang sedang mengalami perkembangan. Namun, pada jaringan ini jumlah pembelahan sel terbatas. Meristem melanjutkan pembelahan dirinya secara tak terbatas dan akibatnya sel-sel baru terus-menerus bertambah pada tubuh tumbuhan.
          Meristem dapat pula ditemukan pada fase istirahat sementara, misalnya pada tanaman yang menjadi dorman pada musim tertentu, dan pada kuncup aksilar yang mungkin tetap dalam keadaan dorman selama fase aktif tumbuhan tersebut.


A.   Klasifikasi meristem
 Klasifikasi meristem berdasarkan pada posisinya pada tubuh tumbuhan yaitu:
1.     Meristem apikal, terdapat pada ujung batang dan ujung akar,
2.     Meristem intekalar, terdapat diantara jaringan dewasa misalnya di pangkal ruas batang rumput-rumputan,
3.     Meristem lateral, terdapat sejajar keliling organ tempat jaringan ini ditemukan, misalnya kambium pembuluh dan kambium gabus. Meristem lateral juga berkembang dan menghasilkan pertumbuhan sekunder pada akar.
    Menurut asalnya, meristem dibedakan atas :
1.     Meristem primer, yang berkembang langsung dari embrionik dan
      sebab itu merupakan kesinambungan kegiatan embrio di tempat itu.
2.     Meristem sekunder, yang berkembang dari jaringan yang telah
     mengalami diferensiasi.
B.   Tahapan perkembangan meristem primer
Pada meristem primer ditemukan beberapa tahapan diferensiasi. Pada meristem apikal terdapat promeristem yang terdiri atas    pemula apikal bersama dengan sel turunannya. Daerah meristematik di bawahnya, terdiri atas tiga meristem yaitu :
1.     Protoderm, menghasilkan epidermis
2.     Prokambium, membentuk jaringan pembuluh primer
3.     Meristem dasar, membentuk jaringan dasar tumbuhan seperti parenkim dan sklerenkim
C.   Meristem apikal
Meristem apikal terdapat pada ujung akar dan ujung batang ( apeks pucuk ). Meristem apeks pucuk adalah bagian yang tepat diatas primorbium daun yang paling muda yang bersifat meristematik. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada umumnya sedikit cembung dan dapat berubah-ubah  (anonim, 2013).
 Adapun struktur apeks pucuk pada beberapa kelompok tumbuhan adalah sebagai berikut :
          Apeks Pucuk Pteridophyta
Pteridophyta memiliki satu atau lebih sel pemula yang biasanya dapat dibedakan dengan mudah dari sel-sel yang berdekatan. Sel pemula ini menghasilakan sel apeks.
Apeks Pucuk Gymnospermae
          Gymnospermae dari kata (Yunani gymnos, telanjang, dan sperm, biji) dikelompokkan sebagai tumbuhan berbiji “telanjang” karena biji-bijinya tidak tertutup di dalam ruang. Spesies gimnospermae yang masih ada, yang paling akrab dengan kita diantaranya adalah konifera (Campbell, 2008, Hal:171). Ciri khas dari semua gymnospermae adalah arah pembelahan sel dipermukaan apeks pucuk adalah antiklinel dan periklinel sekaligus. Dengan demikian, lapisan teratas mewakili zona inisiasi seluruh apeks dinamakan meristem permukaan. Ciri lainnya, adalah sel induk sentral yang terdapat pada posisi median dibawah lapisan permukaan. Sel induk sentral ini relatif besar, polihidral, tersusun tidak beraturan dan dinding selnya tebal terutama di sudut sel. Dibagian dasar, pembelahan dengan bidang pembelahan horisontal secara berturut-turut menghasilkan meristem rusuk karena terbentuk sel dalam deretan sejajar sumbu yang rupanya seperti rusuk.
Apeks Pucuk Angiospermae
          Angiospermae , dari kata Yunani angion, wadah ) adalah klad besar yang terdiri atas semua tumbuhan berbunga. Biji angiospermae berkembang di dalam ruangan yang disebut ovarium, yang berasal di dalam bunga dan matang menjadi buah (Campbell, 2008, Hal:171). 
Hanstein (1868), mengemukakan teori histogennya, menurut teori ini pada angiospermae apeks pucuk dapat dibedakan atas tiga daerah yaitu :
a.     Dermatogen, daerah paling luar menghasilkan epidermis
b.     Plerom, daerah tengah menghasilkan silinder pusat
c.      Periblem, menghasilkan korteks.
Ketiga daerah tersebut berkembang dari tiga kelompok pemula yang terpisah dan berperan sebagai histogen.
Schmidt (1924), mengajukan teori tunika korpus, menurut teori ini ada dua daerah apeks yaitu tunika dan korpus. Kedua daerah ini dibedakan atas dasar bidang pembelahannya. Tunika terdiri
 







Gambar 1. Meristem apeks pucuk pada angiospermae
(Anonim, 2013)


             Gambar 2. Meristem apeks pucuk pada Coleus
(Anonim, 2013)
Apeks Reproduktif
                    Apeks reproduktif yang menghasilkan bunga dan brakte biasanya berkembang dari apeks vegetatif. Fungsi apeks vegetatif adalah menghasilkan pertumbuhan sumbu dalam arah panjang, sedangkan fungsi dari apeks reproduktif adalah membentuk daerah meristematik yang lebih luas, tempat berkembangnya berbagai bagian bunga.
          Apeks akar
                    Promeristem akar atau kadang-kadang radikula embrionik dapat dilihat di dasar hipokotil pada embrio biji yang telah matang. Biasanya zonasi apikal yang khas sudah dapat dilihat pada tahap ini. Promeristem akar lateral dan akar liar mempunyai bentuk yang serupa dengan akar primernya. Struktur promeristem akar telah ditelaah secara intensif agar dapat menemukan asal dari berbagai jaringan. Pada beberapa pteridophyta, seperti Equisentum, seluruh akarnya berkembang dari sel apikal tunggal. Sedangkan paku lainnya misalnya Marattiaceae, didapati beberapa sel-sel pemula.
          Penelitian terhadap perkembangan histogen pada apeks pucuk telah membuktikan hal tersebut tidak ada. Namun akar, masih banyak penulis yang memakai istilah dematogen untuk meristem epidermis, periblem untuk meristem korteks, dan plerom untuk silinder pusat. Dalam banyak hal lebih dari satu jaringan berkembang dari sekumpulan pemula sementara dan karena itu lebih disukai untuk menggunakan sebagai pengganti histogen. Sebutan protoderm, meristem korteks, dan meristem silinder pembuluh bagi meristem yang berasal dari promeristem, yaitu dari zona pemula permanen dan pemula sementara apeks akar.




 





Gambar 3. Bagan meristem apeks akar
(anonim, 2013)

 





Gambar 4. Sayatan memanjang meristem apeks pucuk
(anonim, 2013)
D.   Meristem interkalar
                    Meristem interkalar adalah turunan dari meristem apeks yang pada waktu tumbuhan sedang tumbuh, dipisahkan oleh apeks oleh daerah sel yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki meristem interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal ddan meristem interkalar terdapat dalam ruas. Mula-mula, sebagian ruas menjadi dewasa lebih cepat sehingga pada ruas tersebut ditemukan berbagai taraf perkembangan. Contoh terkenal untuk menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada rumput-rumputan. Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem interkalar yang membentuk deretan sel sejajar dalam ruas. Mula-mula kegiatan meristem interkalar terjadi diseluruh ruas, namun setelah perkembangan ruang atau lacuna dalam batang yang sering ditemukan pada poaceae, kegiatan itu terbatas pada daerah tepi dasar ruas, yakni didekat dan diatas buku.
   Gambar 6. Meristem interkalar pada batang bambu
 ( anonim 2013).
E.   Meristem Lateral
Meristem lateral terdapat  sejajar dengan keliling organ tempat jaringan ini ditemukan, misalnya, kambium pembuluh dan kambium gabus yang. Umumnya ditemukan pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae. Pertumbuhan yang dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder
1.     Kambium pembuluh
Kambium pembuluh yaitu meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem) sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang. Ciri-ciri selnya agak berbeda dengan sel meristem apeks (Anonim, 2013).
2.      Kambium gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm. Periderm adalah jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pada batang dan akar yang menebal karena pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus) yaitu meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan pelindung yang dibentuk ke arah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim hidup yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam (Anonim, 2013).


Gambar 5. Kambium gabus (Anonim, 2013)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.http:// goegle.jaringan meristem, pdf.com. Diakses 19 februari
      2013.
Campbell. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Muhammadiah, Asia. 2013. Anatomi Tumbuhan. Makassar.
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar